Bandar Lampung (Lampost.co) — Rencana penambahan lokomotif angkutan batubara berpotensi memperparah gangguan lalu lintas di perlintasan kereta api. Terlebih lagi kendaraan selalu mengular ratusan meter di sejumlah perlintasan di Bandar Lampung.
Salah satu lokasi terparah berada di palang perlintasan pada Jalan Hi Komarudin, Rajabasa. Menurut keterangan Putera, warga Kelurahan Rajabasa Raya, antrean akibat kereta melintas terjadi berkali-kali setiap hari.
Dari lokasi perlintasan, antrean kendaraan bisa terjadi nyaris sampai ke jembatan layang. Pada arah sebaliknya, kemacetan bisa terjadi hingga pasar tempel Rajabasa.
“Setiap ada kereta melintas, Jalan Hi Komarudin ini pasti macet panjang dan lama,” ujarnya, Minggu, 20 April 2025.
Ditambah lagi, kereta babaranjang pengangkut batubara kerap berhenti lama sehingga kendaraan tak bisa melintas. Menurutnya, kondisi itu terjadi setiap hari pada pagi atau sore.
“Kalau sudah berhenti itu parah bisa 20 menitan, kalau lewat aja sih enggak lama paling cuma 5 menit,” katanya.
Lewat Saat Jam Sibuk
Keluhan juga muncul dari Yuli, warga setempat yang setiap hari melewati perlintasan tersebut untuk berangkat dan pulang kerja. Sialnya di kedua waktu tersebut, Yuli, bersama ratusan warga lainnya harus menunda sampai di rumah karena kereta yang melintas.
Seingatnya, kereta selalu lewat ketika pagi hari saat ramai orang berangkat kerja dan sekolah, menjelang siang, waktu zuhur, sore, waktu maghrib, hingga tengah malam.
“Sering banget lewat, yang paling parah kalau jam orang berangkat dan pulang kerja. Pas lalu lintas ramai kereta malah lewat,” gerutunya.
Kondisi itu memberikan kekhawatiran bagi warga atas penambahan lokomotif KA angkutan batubara. Yuli berharap ada solusi dari pihak terkait atas kondisi itu, terlebih sudah berlangsung lama.
“Kemacetan itu ketika kereta api yang mengangkut batubara melintas karena panjang, kalau kereta penumpang lewat hanya sebentar,” tambahnya.