Bandar Lampung (Lampost.co)– ESQ Trainer Ary Ginanjar Agustian, Sandi Muharam menyebutkan tiga tantangan besar pendidikan.
Sandi menyebut tantangan pertama yakni Disruptive Innovation. Ia mengeklaim proses pendidikan saat harus bisa menghasilkan guru yang inovatif. Ia mengungkap hal itu pada gelaran Sumut Inspiring Teacher 2024 di Medan, Selasa, 19 November 2024.
“Jika guru tidak beradaptasi dengan perubahan zaman, akan ada konsekuensi. Ketika guru mengajar, murid malah asyik bermain game. Bisa jadi ini bukan kesalahan murid, tetapi kita sebagai guru yang tidak beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ungkapnya.
Menurutnya, penting bagi guru untuk bisa beradaptasi dan memahami banyak hal baru. Termasuk perubahan cara belajar yang lebih interaktif dan berbasis teknologi.
Tantangan kedua, lanjut Sandi, adalah Artificial Intelligence (AI). Anak-anak masa kini banyak yang gandrung pada AI.
Melalui AI mereka memiliki banyak sumber untuk mendapatkan informasi, dan tidak lagi hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
“Tantangan kita bukan hanya bagaimana beradaptasi dengan teknologi, tetapi juga mengarahkan siswa untuk memanfaatkan AI secara bijak. AI hanya alat, sementara peran guru adalah menyentuh sisi emosional dan spiritual siswa,” terangnya.
Ia mengaku saat ini digitalisasi dan teknologi terus berkembang, tetapi siswa tetaplah manusia yang perlu bimbingan secara emosional dan spiritual.
“Dulu, murid sering bertanya kepada guru, tetapi sekarang, banyak dari mereka yang lebih memilih mencari jawaban di Google atau ChatGPT. Guru harus berubah menjadi lebih dari sekadar sumber informasi, tetapi juga sebagai pendengar dan pembimbing yang mampu mengarahkan,” katanya.
Dan tantangan ketiga adalah berkaitan dengan karakteristik generasi milenial dan Z.
Sandi menerangkan banyak murid saat ini berprinsip hafalan bukan hal utama. Mereka cenderung mencari informasi yang relevan dengan minat dan kebutuhan melalui Google atau ChatGPT.
“Bagi mereka, belajar itu harus sesuai dengan apa yang mereka minati dan butuhkan. Tugas kita sebagai guru adalah mengarahkan mereka untuk menemukan minat tersebut dan mengembangkan potensi mereka,” pungkasnya.