Bandar Lampung (Lampost.co) — Penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia menuai sorotan, termasuk dari media Inggris, The Guardian. Keputusan PSSI mengganti Shin Tae-yong dengan Kluivert cukup mengejutkan dan mengundang kritik, terutama terkait latar belakang pelatih asal Belanda tersebut.
Poin penting:
-
The Guardian menyindir keputusan PSSI dan menyarankan Timnas Indonesia mengganti nama menjadi “Hindia Belanda.”
-
Penunjukan Kluivert lebih didasari asal kebangsaan ketimbang prestasi kepelatihannya.
-
Banyaknya pemain naturalisasi berdarah Belanda, seperti Sandy Walsh, Jay Idzes, dan Rafael Struick, semakin memperkuat citra “Belanda” di Timnas Indonesia.
Dalam laporan kolumnis sepak bola John Duerden, The Guardian menyindir langkah PSSI yang semakin memperkuat citra “Belanda” dalam Timnas Indonesia. Bahkan, media Inggris itu menyarankan agar Timnas Indonesia mengganti nama menjadi “Hindia Belanda,” mengacu pada masa lalu ketika Indonesia berkompetisi di Piala Dunia 1938 dengan nama Hindia Timur Belanda.
Kritik Pedas Media Inggris
The Guardian menyebut penunjukan Kluivert lebih pada asal-usul kebangsaannya daripada rekam jejak kepelatihan yang solid. Patrick Kluivert, yang terkenal sebagai mantan striker tim nasional Belanda, memang belum memiliki prestasi gemilang sebagai pelatih. “Dengan banyaknya pemain diaspora asal Belanda di skuad Indonesia, wajar jika komunikasi lebih mudah dengan pelatih yang juga berasal dari Belanda,” tulis Duerden dalam artikelnya.
Baca juga: Penyerang Belgia Berdarah Indonesia Buka Peluang Gabung Timnas
Nuansa Belanda dalam Timnas Indonesia
Kritik dari The Guardian semakin menguatkan pandangan Timnas Indonesia kini kental dengan nuansa Belanda. Hal ini tak lepas dari kebijakan PSSI yang banyak menaturalisasi pemain diaspora berdarah Belanda, seperti Sandy Walsh, Thom Haye, Jay Idzes, hingga Rafael Struick. Dengan hadirnya Patrick Kluivert sebagai pelatih, media Inggris itu berpendapat “ke-Belanda-an” Timnas Indonesia semakin terasa.
Selain itu, The Guardian mempertanyakan keputusan mengganti Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan yang telah memberikan kontribusi positif bagi Timnas Indonesia. Di bawah asuhannya, skuad Garuda mengalami peningkatan performa, termasuk keberhasilan melaju ke final Piala AFF 2020.
Komunikasi Jadi Alasan Utama?
PSSI sebelumnya sempat mengungkapkan salah satu alasan utama pemecatan Shin Tae-yong adalah masalah komunikasi. Dalam konteks ini, Patrick Kluivert dinilai sebagai pilihan yang tepat karena mampu menjembatani bahasa dan budaya para pemain naturalisasi berdarah Belanda. Namun, langkah ini justru memicu kritik tajam dari berbagai pihak yang mempertanyakan kompetensi Kluivert sebagai pelatih.
Respons Publik Indonesia
Di sisi lain, publik sepak bola Indonesia memberikan reaksi beragam terhadap penunjukan Patrick Kluivert. Ada yang optimistis terhadap gaya bermain menyerang ala Belanda yang mungkin Kluivert bawa. Namun, tak sedikit pula yang skeptis terhadap pengalamannya sebagai pelatih kepala.