Bandar Lampung (Lampost.co)–PT Hasta Dwiyustama merespons keluhan warga di Kelurahan Ketapang, Panjang, Bandar Lampung terkait debu batubara dari aktivitas perusahaan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Stockpile PT Hasta Dwiyustama, Muhaimin, mengatakan pihaknya sudah menerima laporan warga terkait polusi debu batubara dan sudah menindaklanjuti dengan menyiram batubara setiap dua jam sekali.
Tak hanya itu, pihak stockpile PT Hasta Dwiyustama memasang kipas blower buatan yang mengeluarkan angin kencang untuk mengarahkan asap tidak sampai ke permukiman warga.
“Namanya batubara pasti polusi debu itu ada, debu dari perusahaan juga ada, karena ini kawasan industri. Kami sudah pasang alat yang akan menimbulkan angin kencang yang mengarah ke pepohonan, bukan ke permukiman warga,” katanya.
Rencananya, pihak perusahaan juga akan menambah alat tersebut di setiap sudut. Penyiraman batubara untuk menetralisir debu sudah disiapkan 20 ribu liter air setiap harinya.
“Ada karyawan yang memang tugasnya menyiram batubara setelah masuk stockpile setiap dua jam. Situasi jika panas maka dilakukan penyiraman mobil tangki air berkapasitas 20 ribu liter dan kadang ditambah pakai truck loader,” katanya.
Terkait kompensasi, Muhaimin menjelaskan pihak perusahaan sudah sering memberikan kepada warga di sekitar perusahaan sejak tahun 2019. Terutama di dua kelurahan, Ketapang dan Garuntang yang memang berdekatan langsung dengan perusahaan.
“Sekali memberikan kita itu 2.000 paket sembako. Selain itu, hampir 100 persen pekerja di perusahaan berasal dari warga sekitar,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dua bulan terakhir perusahaan tidak memberikan sembako karena tidak beroperasi. Baru beroperasi dua bulan lalu, sejak pemerintah Sumatera Selatan (Sumsel) kembali membuka keran batubara bisa dikirim ke luar Sumsel.
“Kita kan hanya penyedia lahan (stockpile) sudah hampir tiga tahun vakum dan ini baru beroperasi lagi. Tapi kami lebaran tetap memberikan bantuan,” katanya.
Pihak perusahaan sudah melakukan penghijauan dengan menanam bambu dan pohon-pohon besar di perbatasan perusahaan.
“Penghijauan sudah berlangsung lama, kipas buatan kita mengarah ke pepohonan jadi tidak langsung ke pemukiman,” katanya
Terpisah, Jaman, ketua RT 25 Kelurahaan Garuntang Kecamatan Bumiwaras menambahkan selama ini tidak ada warga yang tercemar dari aktivitas stockpile tersebut. Debu tidak sampai ke sini.
“Kalau debu sudah pasti ada, kan stockpile nampung batu bara. Warga juga terbantu karena yang kerja semua orang sini,” kata Jaman.