Jakarta (Lampost.co) — Para ahli percaya bahwa mengonsumsi gula secara berlebihan adalah salah satu dari penyebab obesitas selain faktor genetik, aktivitas fisik, dan status ekonomi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan batas konsumsi gula per orang yaitu 50 gram (4 sendok makan) per hari. Artinya, jika lebih dari itu, kandungan gula dalam tubuh akan memicu sejumlah penyakit.
Mengutip laman dinkes, Kasubdit Bina Konsumsi Makanan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, Pudjo Hartono, menuturkan, gula merupakan salah satu sumber energi bagi manusia.
Baca Juga:
Pentingnya Menghindari Makanan Tinggi Gula untuk Kesehatan Jantung
“Jika berlebihan, gula dapat menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2,” ujarnya.
Bukan hanya memicu dua penyakit itu, terdapat lima alasan lain mengapa kita tidak boleh mengonsumsi gula secara berlebihan, yakni:
1. Menambah berat badan
Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan orang memiliki terlalu banyak kalori yang dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Seperti yang kita ketahui, kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung, beberapa jenis kanker, dan diabetes tipe 2.
2. Memicu jerawat
Sering mengonsumsi makanan olahan, termasuk makanan dan minuman manis, telah terbukti dapat memicu risiko terkena jerawat.
Makanan dengan indeks glikemik lebih tinggi, seperti makanan manis olahan, meningkatkan gula darah lebih cepat dari pada makanan dengan indeks glikemik lebih rendah.
3. Menguras energi
Makanan tinggi gula tambahan dengan cepat meningkatkan kadar gula darah dan insulin, sehingga meningkatkan energi. Namun kenaikan tingkat energi ini hanya terjadi sebentar saja.
Perubahan gula darah yang konstan dapat menyebabkan fluktuasi besar pada tingkat energi. Sebuah meta-analisis yang meneliti pengaruh gula terhadap suasana hati menemukan bahwa konsumsi karbohidrat, terutama gula, menurunkan kewaspadaan dalam 60 menit setelah konsumsi, dan meningkatkan kelelahan dalam 30 menit setelah konsumsi.
Untuk menghindari siklus yang menguras energi ini, pilihlah sumber karbohidrat yang rendah gula tambahan dan kaya serat. Misalnya, makan apel bersama segenggam kecil almond adalah camilan yang baik untuk meningkatkan tingkat energi yang konsisten dan berkepanjangan.
4. Sulit tidur
Sebuah ulasan ilmiah dari American journal of lifestyle medicine (2019) menyelidiki hubungan antara asupan berlebihan beberapa jenis gula tambahan dan kualitas tidur di kalangan mahasiswa.
Penelitian terhadap 300 mahasiswa ini menunjukkan kualitas tidur yang buruk bisa karena kebanyakan konsumsi gula tambahan.
Siklus tidur dan kualitas tidur kita berdasarkan adanya cahaya, suhu ruangan, dan kontrol kadar gula dalam darah. Artinya, kebanyakan mengonsumsi gula tambahan berisiko mengacaukan siklus tidur dan kualitas tidur.
5. Suasana hati memburuk
Mengutip dari Hello Sehat, sebuah penelitian dalam Scientific reports (2017) menunjukkan bahwa mengonsumsi gula tambahan dapat meningkatkan peradangan, memperburuk suasana hati, dan menyebabkan gejala depresi.
Makanan atau camilan tinggi gula tanpa protein dan lemak dengan cepat meningkatkan gula darah. Pasalnya, saat tubuh menggunakan asupan ini, tingkat energi tubuh cepat menurun. Hal ini bisa membuat lesu, tanpa kita sadari kita pun jadi mudah tersinggung.