Bandar Lampung (Lampost.co) — Mahasiswa Universitas Lampung (Unila) beradu gagasan dengan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam program Generasi-Z Berbakti. Kegiatan ini tergelar oleh Bakti BCA. Sementara dalam kegiatan itu, kedua kelompok mahasiswa dari kampus berbeda saling memaparkan program pengembangan potensi pariwisata di Teluk Kiluan, Tanggamus.
Kemudian dalam kegiatan tersebut, kelompok mahasiswa yang berasal dari Unila membawa gagasan soal mengoptimalisasi teknologi untuk mendeteksi bencana. Sebanyak 10 mahasiswa dari Unila mengusung tema “Smart Reef Initiative: Optimalisasi IoT guna Pemetaan Terumbu Karang Buatan sebagai Sistem Peringatan Dini Tsunami di Desa Teluk Kiluan”.
Selanjutnya program tim Unila bertujuan mengoptimalisasi teknologi Internet of Things (IoT). Teknologi ini untuk deteksi dini bencana tsunami, menggunakan terumbu karang buatan sebagai sistem pendukung.
Sementara kelompok kelompok mahasiswa ITB meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi masyarakat Desa Kiluan. Dalam programnya mereka membawa pendekatan strategis dengan
tema “Ekspedisi Tanah Air Gamais ITB 5.0 (ETA 5.0)”.
Lalu fokus utama dari program mereka adalah memberikan edukasi dan pelatihan untuk anak-anak dan remaja. Dengan pengadaan kelas literasi dan teknologi, pojok baca, serta aplikasi belajar interaktif. Selain itu, membangun fasilitas penunjang pengelolaan sampah plastik dengan membangun sistem pengelolaan sampah terpadu dan drainase yang ramah lingkungan.
Program Bakti BCA
Sementara itu, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengungkapkan, Teluk Kiluan adalah rumah bagi lumba-lumba. Di dalamnya juga terdapat Laguna Gayau serta pantai berbatu unik yang memikat wisatawan. Desa Teluk Kiluan memiliki potensi wisata bahari luar biasa, namun juga berbagai tantangan untuk mengembangkannya.
“Program Bakti BCA ini menjadi ruang kolaborasi mahasiswa untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat,” katanya, Senin, 16 Juni 2025.
Lalu ia mengatakan program Generasi-Z Berbakti tidak hanya sekadar persaingan kompetensi dan gagasan antar mahasiswa. Melalui pendekatan kolaboratif dan transformatif, mahasiswa diajak untuk menjadi agen perubahan sosial.
“Mereka akan memperoleh pengalaman berinteraksi langsung dengan masyarakat. Lalu mengasah kepemimpinan, hingga mengembangkan inovasi sosial,” ujarnya.
Kemudian Hera F Haryn menambahkan, pemenang program Generasi-Z Berbakti juga akan mengikuti sesi bootcamp dari Bakti BCA. Sesi itu sebagai pembekalan sebelum para mahasiswa menjalankan program mereka selama kurang lebih satu bulan pada desa tujuan.